Tiga Alasan Indonesia Dan Korea Selatan Jalin Special Strategic Partnership
Kedekatan hubungan Indonesia dan Korea Selatan sudah tidak perlu dipertanyakan. Bahkan sejak November 2017, keduanya meningkatkan kemitraan menjadi Special Strategic Partnership .
Perkembangan hubungan Indonesia dan Korea Selatan cukup signifikan. Keduanya membuka hubungan diplomatik pada 1973. Setelah itu Jakarta dan Seoul membentuk Strategic Partnership pada 2006 dan meningkat menjadi lebih istimewa pada 2017.
Duta Besar RI untuk Korea Selatan, Umar Hadi mengungkap, Korea Selatan hanya memiliki dua kemitraan strategis yang spesial, yaitu dengan Indonesia dan India. Bagi Umar, setidaknya ada tiga faktor yang membuat hubungan Indonesia dan Korea Selatan menjadi spesial.
"Kenapa spesial? Saya pikir ini pertanyaan yang paling banyak dipertanyakan," kata Umar dalam 'Launching of the Public Opinion Survey: Indonesia-South Korea Relations and the Millennial Generation' yang digelar The Habibie Center pada Senin (4/1).
Menurut Umar, alasan pertama yang membuat hubungan Indonesia dan Korea Selatan erat adalah adanya kesamaan nilai, norma, dan prinsip terkait dengan demokrasi, hak asasi manusia, dan pasar.
Kedua negara juga saling berbagi kepentingan atas kerja sama internasional untuk mendorong perdamaian di kawasan dan dunia.
Alasan kedua, menurut Umar, adalah adanya kondisi yang saling melengkapi antara Indonesia dan Korea Selatan.
"Indonesia adalah negara yang luas dengan sumber daya alam yang melimpah. Sementara Korea memiliki kemampuan ekonomi, teknologi, dan modal," terang Umar.
"Complementarity ini yang menjadi dasar yang bagus untuk kerja sama yang saling menguntungkan di antara kedua negara," sambungnya.
Sedangkan poin terakhir yang menciptakan hubungan spesial antara Indonesia dan Korea Selatan dalam pandangan Umar adalah adanya kepentingan yang sama terkait demografi.
"Indonesia memilliki populasi anak muda yang besar, sementara Korea lebih banyak memiliki orang tua daripada anak muda," ucapnya.
Dalam beberapa kali kesempatan, Korea Selatan juga kerap menyebut Indonesia sebagai teman sehati dan sejati.
Peluncuran hasil survei yang dilakukan oleh The Habibie Center juga turut mengundang Dosen Universitas Gadjah Mada Dr. Suray Agung Nugroho, jurnalis Tami Mauliana Kartanegara, dan peneliti Marina Ika Sari.