Presiden Moon Ingin Tuntaskan Pembicaraan Damai dengan Kim Jong Un
Korea Selatan berkomitmen segera mengakhiri kebuntuan pembicaraan damai antar-Korea dan akan duduk bersama Korea Utara untuk membahas langkah berikutnya setelah serangkaian pertemuan yang mereka lakukan beberapa waktu lalu.
Presiden Moon Jae-in, dalam pidatonya di Cheong Wa Dae pada Senin (11/1) mengatakan, jelang ulang tahun ke-30 keanggotaan kedua Korea di PBB, Korea Selatan dan Korea Utara harus bergandengan tangan untuk membuktikan bahwa perdamaian dan kemakmuran di Semenanjung Korea bermanfaat bagi komunitas internasional.
Moon juga menyampaikan keinginan dan harapannya dalam memperkuat aliansi Korea Selatan-AS sejalan dengan berjalannya pemerintahan Joe Biden.
"Merupakan tugas kami untuk meneruskan Semenanjung Korea tanpa perang dan senjata nuklir kepada generasi berikutnya. Sejalan dengan peluncuran pemerintahan Biden AS, pemerintah akan memperkuat aliansi Korea Selatan-AS dan melakukan upaya terakhir untuk mencapai perubahan besar dalam dialog AS-Korea Utara dan antar-Korea yang terhenti," kata Moon, seperti dilaporkan oleh Korea Times, Senin (11/1).
Moon berharap, dengan duduk bersama berdampingan, maka Korsel dan Korut dapat ikut serta dalam dialog regional untuk kesehatan termasuk penanganan Covid-19, yang saat ini tengah mewabah di hampir semua negara di dunia.
"Ketika kerja sama semakin luas, kita dapat mengambil langkah maju dalam persatuan. Penggerak utama proses perdamaian di Semenanjung Korea adalah dialog dan kerja sama yang saling menguntungkan. Kesediaan kita untuk berbicara kapan pun di mana pun tetap tidak berubah, meskipun tidak saling bertatap muka," kata Moon.
Pernyataan Moon muncul setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan bahwa hubungan antar-Korea kembali ke keadaan sebelum pertemuan dirinya dengan Moon Jaein di perbatasan Panmunjeom, April 2018.
Dalam Kongres Partai Pekerja Korea yang baru berlalu, Kim mengecam Korea Selatan karena menawarkan kerjasama di bidang kesehatan dan pariwisata yang dianggapnya 'tidak penting'. Kim menggarisbawahi fokusnya pada peningkatan ekonomi.
Pyongyang juga telah berjanji untuk membawa pengembangan senjata nuklirnya ke tingkat berikutnya, terlepas dari janjinya untuk denuklirisasi dalam pertemuan Kim dengan Moon dan Presiden AS Donald Trump, yang sebenar lagi akan mengakhiri masa tugasnya.
Terkait pendekatan yang dilakukan Korsel ini, Choi Jin, Direktur Presidential Leadership Institute di Seoul, menilai variabel dalam hubungan antar-Korea di fase akhir kepresidenan tidak terlalu efektif karena dapat menyebabkan kontroversi politik.
"Sulit untuk mengharapkan terobosan besar dalam hubungan antar-Korea pada saat ini. Dengan pemerintahan Biden yang baru, sulit untuk mengharapkan diplomasi top-down gaya Trump di Semenanjung Korea," katanya kepada Korea Times.
Namun, pemerintah tetap berharap menemukan suatu terobosan baru yang akan mendorong upaya Moon menghidupkan dialog antar-Korea.
Para veteran Partai Demokrat Korea yang berkuasa seperti Sul Hoon memperkirakan kemungkinan kunjungan balasan Kim ke Korea Selatan pada tahun ini.