Pertarungan Semakin Panas, Serikat Pekerja Seoul Metro Bersiap Aksi Lanjutan
Serikat pekerja dari tiga serikat buruh terbesar di Seoul Metro bersiap untuk melakukan walkout pada tanggal 22 November. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap rencana perampingan yang diumumkan oleh perusahaan mereka.
Pekerja yang tergabung dalam serikat buruh tersebut, yang mengoperasikan jalur kereta bawah tanah 1-8, mengumumkan rencana mereka dalam sebuah konferensi pers di depan Balai Kota pada Rabu pagi (15/11).
Aksi ini dilakukan setelah serikat yang terafiliasi dengan Konfederasi Serikat Dagang Korea melaksanakan pemogokan "peringatan" selama dua hari pada Kamis dan Jumat.
Protes ini merupakan tanggapan terhadap tawaran perusahaan untuk mengurangi jumlah pekerja sebesar 13,5 persen, atau 2.212 karyawan, pada tahun 2026 sebagai upaya mengatasi defisit kronisnya. Serikat pekerja menekankan bahwa pemotongan pekerjaan dalam jumlah besar dapat mengakibatkan masalah keselamatan, terutama terkait personel keamanan di lokasi.
Sebelumnya, serikat pekerja telah melakukan serangan peringatan dan mendesak pemerintah metropolitan Seoul serta perusahaan untuk membuka dialog serius. Namun, mereka mengeluhkan bahwa respons pemerintah dan perusahaan bersifat tegas, tanpa menawarkan solusi konkret untuk kekhawatiran mereka.
Dalam upaya untuk menormalkan manajemen yang terbebani oleh defisit kumulatif sebesar 18,4 triliun won (14 miliar dolar AS), Seoul Metro berpendapat bahwa perampingan adalah langkah yang tidak dapat dihindari.
Meskipun perusahaan menawarkan peningkatan jumlah rekrutan baru tahun ini, serikat buruh menolak proposal tersebut dengan alasan yang mereka sampaikan dalam tuntutan mereka. Perdebatan ini mencerminkan ketegangan antara kebutuhan perusahaan dan kepentingan pekerja, dan pertarungan ini tampaknya akan mencapai puncaknya pada tanggal 22 November.